BREAKING NEWS

Tuesday, July 15, 2014

Pesan HUT 64 Tahun Pelkat GP GPIB


PERSOALAN DAN TANTANGAN TERATASILAH OLEH HIKMAT DARI TUHAN



Kepada yang kami hormati, 
Pelayan Firman Tuhan
Kepada yang kami hormati, 
para Diaken dan Penatua
Kepada yang kami hormati, 
para orang tua sekalian

Kepada yang kami banggakan, segenap Anggota dan Pengurus Gerakan Pemuda









Salam Damai Sejahtera buat kita semua,


Di tengah-tengah permasalahan kehidupan yang ada di keluarga, masyarakat, gereja, bangsa & negara sampai global, mari sama-sama kita melihat, profil seperti apakah yang diharapkan berkembang di usia 18 – 35 tahun?

Memiliki Benteng iman yang kokoh, Berbelarasa, Dinamis, Terus Menerus Diperbaharui, Kader Keluarga, Gereja dan Masyarakat.

§  Benteng Iman
Bicara tentang ‘benteng’ berarti bicara tentang pertahanan. Bicara tentang pertahanan berarti bicara kekuatan. Kekuatan terhadap apa? Terhadap ancaman yang berada di luar benteng. Dapat menghancurkan apa saja yang berada di dalam benteng. Termasuk jati diri kita.
“Apa jati diri kita?” Kalau ada pertanyaan semacam itu, maka layak dipertanyakan kembali apa yang engkau ucapkan pada saat peneguhan sidi. Jelas, jati diri ini cerminan Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib menebus dosa setiap manusia, dikuburkan dan bangkit kembali pada hari ketiga mengalahkan maut untuk keselamatan kita.
Kita harus mempertanggungjawabkan keselamatan itu kepada diri kita sendiri, keluarga, gereja, masyarakat, lingkungan hidup dan Allah Bapa tentunya.
Jadi, jati diri kita adalah manusia yang bersyukur atas perolehan keselamatan dengan menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi.
Jati diri Pemuda dapat hancur seketika atau lambat, apabila tanpa benteng pertahanan yang kokoh. Benteng pertahanan yang kokoh berupa keimanan akan kebenaran mutlak jati diri tersebut walau apapun yang terjadi di luar. Tidak dapat ditawar dengan apapun sehingga jati diri itu tidak hancur.
Dibutuhkan kedekatan dengan Allah Putra yaitu Yesus Kristus, keintiman dengan Allah Roh yaitu Roh Kudus dan keilahian akan Allah Bapa yaitu Bapa di surga. Hingga kita bisa memperkuat Benteng iman ini melalui kecerdasan spiritual.

  • Berbela Rasa
Iman tanpa perbuatan seperti omong kosong. Kalau banyak bicara tentang keimanan tanpa perbuatan, maka sebutan tong kosong nyaring bunyinya sangat tepat bagi orang yang demikian. Insan Pemuda tidak hanya mampu berakar kuat, tapi juga mampu bersayap untuk terbang sejauh mungkin. Jati diri / prinsip / filosofi keTuhanan / teologi kita bukan hanya untuk kita. Keselamatan itu bukan untuk kita saja. Keselamatan itu harus kita pertanggungjawabkan dengan rasa syukur dan berbela rasa dengan sesama. 
Hanya saja kita jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak tulus.
Ingat saja yang tertulis pada Matius 10:16 yaitu “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Untuk itulah, guna meningkatkan kecerdasan spiritual, maka kecerdasan sosial kita juga harus dipertajam.
  • Dinamis
Dunia ini terus berputar mengiring kehidupan yang berbeda dari jaman ke jaman sampai sekarang ini. Perubahan demi perubahan selalu terjadi sebagai hasil pemikiran manusia yang melahirkan budaya atas keadaan di sekitarnya. Sepertinya tidak ada yang abadi kecuali ketidakabadian itu sendiri. Apa yang dihadapi oleh para murid Yesus, jemaat mula-mula dengan orang Kristen sekarang berbeda. Tantangan Pemuda tahun 1970-an dengan pemuda angkatan 2010-an berbeda. Dibutuhkan suatu gerakan yang tidak terjebak dalam rutinitas belaka.
Ketanggapan dan menciptakan peluang merupakan langkah awal dari sebuah kedinamisan.
Tidak mungkin Gerakan Pemuda GPIB yang lahir pada 15 Juli 1950 itu tetap ada sampai sekarang kalau tidak ada kedinamikaan dari setiap insannya sebagai ungkapan syukur atas keselamatan Allah Bapa.

  • Terus Menerus Diperbaharui
Insan Pemuda pada hakikatnya juga manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Di tengah-tengah kedinamikaannya, dapat saja jatuh.
Jati dirinya hilang. Kepekaan dan kekritisan memudar. Yang dulu dinamis, kini melambat. Yang statis, semakin tenggelam bahkan terlindas jaman.
Biarkan diri kita diam sejenak untuk melihat kembali hakikat keberadaan kita yang sebenar-sebenarnya. Yaitu orang yang telah memperoleh keselamatan dan harus mempertanggungjawabkan keselamatan tersebut bagi kemuliaan Allah Bapa. Biarkan diri kita untuk terus diperbaharui. Agar kita dapat “sehat” kembali.

  • Kader Keluarga Gereja & Masyarakat
Pada saatnya, tanpa disadari, melalui orang-orang terdekat, Tuhan telah mempersiapkan kita untuk terus menerus menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi. Mulai dari yang terkecil, diri kita sendiri, keluarga, gereja dan bukannya tidak mungkin juga di masyarakat bahkan dunia. Kita menjadi kader Kristus sampai kita kembali menghadap kepadaNya. Allah Bapa mendapati kita tetap setia.

Bersama Sang Pemuda Agung Yesus Kristus kita berupaya untuk semua itu di tengah-tengah keberadaan kita dan permasalahan kehidupan. Jangan berhenti, jangan goyah! Persoalan dan tantangan teratasilah oleh hikmat dari Tuhan.

Selamat ulang tahun yang ke-64!
Dirgahayu Gerakan Pemuda GPIB!
Tuhan memberkati gerak pelayanan kita bersama!


Jabat hangat
Dewan Gerakan Pemuda 2010 – 2015
Eden, Erino, Cynthia, Vivianita, Renzi, Irene, Rudolf, Daniel



Post a Comment

 
Copyright © 2014 GP Pancaran Kasih Depok