PERSOALAN DAN TANTANGAN TERATASILAH OLEH HIKMAT DARI TUHAN
Pelayan Firman Tuhan
Kepada yang kami
hormati,
para Diaken dan Penatua
Kepada yang kami
hormati,
para orang tua sekalian
Kepada yang kami
banggakan, segenap Anggota dan Pengurus Gerakan Pemuda
Salam Damai
Sejahtera buat kita semua,
Di tengah-tengah permasalahan
kehidupan yang ada di keluarga, masyarakat, gereja, bangsa & negara sampai
global, mari sama-sama kita melihat, profil seperti apakah yang diharapkan berkembang
di usia 18 – 35 tahun?
Memiliki
Benteng iman yang kokoh, Berbelarasa, Dinamis, Terus Menerus Diperbaharui, Kader Keluarga, Gereja dan
Masyarakat.
§
Benteng Iman
Bicara
tentang ‘benteng’ berarti bicara tentang pertahanan. Bicara tentang pertahanan
berarti bicara kekuatan. Kekuatan terhadap apa? Terhadap ancaman yang berada di
luar benteng. Dapat
menghancurkan apa saja yang berada di dalam benteng. Termasuk jati diri kita.
“Apa jati diri kita?” Kalau ada pertanyaan semacam
itu, maka layak dipertanyakan kembali apa yang engkau ucapkan pada saat
peneguhan sidi. Jelas,
jati diri ini cerminan Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib menebus dosa
setiap manusia, dikuburkan dan bangkit kembali pada hari ketiga mengalahkan
maut untuk keselamatan kita.
Kita
harus mempertanggungjawabkan keselamatan itu kepada diri
kita sendiri, keluarga, gereja, masyarakat, lingkungan hidup dan Allah Bapa tentunya.
Jadi,
jati diri kita adalah manusia yang bersyukur atas perolehan keselamatan dengan
menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi.
Jati diri
Pemuda dapat hancur seketika atau lambat, apabila tanpa benteng pertahanan yang
kokoh. Benteng pertahanan yang kokoh berupa
keimanan akan kebenaran mutlak jati diri tersebut walau apapun yang terjadi di luar. Tidak dapat ditawar dengan apapun
sehingga jati diri itu tidak hancur.
Dibutuhkan
kedekatan dengan Allah Putra yaitu Yesus Kristus, keintiman dengan Allah Roh
yaitu Roh Kudus dan keilahian akan Allah Bapa yaitu Bapa di surga. Hingga kita
bisa memperkuat Benteng iman ini melalui kecerdasan spiritual.
- Berbela
Rasa
Iman
tanpa perbuatan seperti omong kosong. Kalau banyak bicara tentang keimanan
tanpa perbuatan, maka sebutan tong kosong nyaring bunyinya sangat tepat bagi
orang yang demikian. Insan Pemuda tidak hanya mampu berakar kuat, tapi juga
mampu bersayap untuk terbang sejauh mungkin. Jati diri / prinsip / filosofi
keTuhanan / teologi kita bukan hanya untuk kita. Keselamatan itu bukan untuk
kita saja. Keselamatan itu harus kita pertanggungjawabkan dengan rasa syukur
dan berbela rasa dengan sesama.
Hanya
saja kita jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang
tidak tulus.
Ingat
saja yang tertulis pada Matius 10:16 yaitu “Lihat,
Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah
kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Untuk itulah, guna
meningkatkan kecerdasan spiritual, maka kecerdasan sosial kita juga harus
dipertajam.
- Dinamis
Dunia ini
terus berputar mengiring kehidupan yang berbeda dari jaman ke jaman sampai
sekarang ini. Perubahan demi perubahan selalu terjadi sebagai hasil pemikiran
manusia yang melahirkan budaya atas keadaan di sekitarnya. Sepertinya tidak ada
yang abadi kecuali ketidakabadian itu sendiri. Apa yang dihadapi oleh para
murid Yesus, jemaat mula-mula dengan
orang Kristen sekarang berbeda. Tantangan Pemuda tahun 1970-an dengan pemuda angkatan 2010-an berbeda. Dibutuhkan suatu
gerakan yang tidak terjebak dalam rutinitas belaka.
Ketanggapan
dan menciptakan peluang merupakan langkah awal dari sebuah kedinamisan.
Tidak
mungkin Gerakan Pemuda GPIB yang lahir pada 15 Juli 1950 itu tetap ada sampai
sekarang kalau tidak ada kedinamikaan dari setiap insannya sebagai ungkapan
syukur atas keselamatan Allah Bapa.
- Terus
Menerus Diperbaharui
Insan
Pemuda pada
hakikatnya juga manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Di tengah-tengah
kedinamikaannya, dapat
saja jatuh.
Jati
dirinya hilang. Kepekaan dan kekritisan memudar. Yang dulu dinamis, kini
melambat. Yang statis, semakin tenggelam bahkan terlindas jaman.
Biarkan
diri kita diam sejenak untuk melihat kembali hakikat keberadaan kita yang
sebenar-sebenarnya. Yaitu
orang yang telah memperoleh keselamatan dan harus mempertanggungjawabkan
keselamatan tersebut bagi kemuliaan Allah Bapa. Biarkan diri kita untuk terus
diperbaharui. Agar kita dapat “sehat” kembali.
- Kader
Keluarga Gereja & Masyarakat
Pada
saatnya, tanpa disadari,
melalui orang-orang terdekat, Tuhan telah mempersiapkan kita untuk terus
menerus menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi. Mulai dari yang terkecil, diri kita sendiri, keluarga,
gereja dan bukannya tidak mungkin juga di masyarakat bahkan dunia. Kita menjadi
kader Kristus sampai kita kembali menghadap kepadaNya. Allah Bapa mendapati
kita tetap setia.
Bersama Sang Pemuda Agung
Yesus Kristus kita berupaya untuk semua itu di tengah-tengah keberadaan kita
dan permasalahan kehidupan. Jangan berhenti, jangan goyah! Persoalan dan
tantangan teratasilah oleh hikmat dari Tuhan.
Selamat ulang tahun yang ke-64!
Dirgahayu Gerakan Pemuda GPIB!
Tuhan memberkati gerak pelayanan kita bersama!
Jabat hangat
Dewan Gerakan Pemuda 2010 – 2015
Eden,
Erino, Cynthia, Vivianita, Renzi, Irene, Rudolf, Daniel
Post a Comment