Sebuah cerita tentang Kasih Yesus Kristus, dengan pendekatan akulturasi visual seni dan budaya wayang. Hal ini merupakan sebuah panggilan sekaligus tesis pasca sarjana ISI Yogyakarta sang penulis, untuk kembali memaparkan cerita Alkitab kepada anak-anak dengan akulturasi visual seni dan budaya Indonesia.
Konten cerita yang dipilih sesuai dengan upaya gereja Katolik untuk selalu menawarkan keselamatan Yesus kepada semua bangsa (Redemtoris Missio). Sehingga penulis memilih peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus, juga sedikit menyentuh turunnya Roh Kudus, yang menjadi inti cerita spiritualitas pengikut Kristus.
Namun pendekatan visual yang dipakai bukanlah seperti visualisasi penokohan Alkitab pada umumnya, berdasarkan hasil survei, observasi, jajak pendapat dan wawancara, penulis menemukan kesenjangan visual dengan pemaparan visualisasi seni dan budaya asal Alkitab (hampir semua media cerita Alkitab bergaya visual akulturasi Timur Tengah dan Eropa).
Untuk itu penulis melakukan penciptaan visual karakter baru untuk setiap penokohan cerita Alkitab ini. Hal ini dilakukan penulis untuk memberi pendekatan visual yang berbeda dari media yang sudah ada. Penulis juga berharap dapat mempersempit kesenjangan seni dan budaya asing dan lokal dalam penyebaran agama Kristen-Katolik. Dengan budaya lokal, diharapkan dapat melahirkan rasa memiliki pada agama yang hendak ditawarkan.
Selain itu pendekatan visualisasi ini juga dapat memperkenalkan kembali seni dan budaya wayang pada anak-anak. Sebagai generasi penerus bangsa, kembali mengenal dan/atau mencintai seni dan budaya lokal, khususnya wayang yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu kekayaan seni dan budaya milik Indonesia.
Landasan penciptaan visualisasi ini, menggunakan proses akulturasi, ekletik dan metamorfosis visual dari penggabungan Wayang Purwa Indonesia dan Wayang Wahyu. Untuk itu, hasil visual ini dinamai WAYANG KRISTIANI. Hal ini berdasarkan arti dari kedua kata yang dipakai.
Untuk arti kata Wayang sendiri berarti "cerminan jiwa", sedangkan kata Kristiani yang berarti "pengikut Kristus" (arti kata "Kristus" sendiri, berdasarkan buku Alkitab terjemahan baru, berarti: "yang diurapi"). Sehingga secara keseluruhan, arti nama Wayang Kristiani adalah: "cerminan jiwa pengikut yang diurapi".
Dengan demikian, hasil visual ini diharapkan dapat membawa spiritualitas penyebaran inti cerita Alkitab yang memuat kabar gembira mengenai penebusan serta keselamatan yang ditawarkan Yesus Kristus.
Selamat menikmati pagelaran Animasi Wayang Kristiani
"KISAH KASIH SANG GUSTI"
Post a Comment